KELOMPOK 6
Ryon Natalius 12/334752/PA/14983
Mohammad Nofrizan 12/329878/PA/14383
Ardhi Wiratama Yudha 12/ PA/
Muamar Hanafi 12/331475/PA/14723
Pendahuluan
Dikarenakan
materi pada Flow Control terdapat 2 kelompok dimana kelompok yang sebelumnya
kelompok 1 yang membahas Flow Control telah membahas Flow Control secara garis
umumnya sekaligus juga dengan tujuan untuk lebih dalam memahami serta
keterbatasan waktu yang diberikan (15
menit), maka dari itu kami yang menjadi kelompok 2 yang membahas materi
flow control akan membahas lebih lanjut tentang teknik pada sliding window dan Stop and wait
Isi
Definisi
Protokol
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau
mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan
data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi
dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.
Protokol perlu diutamakan pada penggunaan standar
teknis, untuk menspesifikasi bagaimana membangun komputer atau menghubungkan
peralatan perangkat keras. Protokol secara umum digunakan pada komunikasi real-time dimana standar digunakan untuk mengatur struktur dari informasi untuk
penyimpanan jangka panjang.
Sangat susah untuk menggeneralisir protokol dikarenakan protokol memiliki
banyak variasi di dalam tujuan penggunaanya. Kebanyakan protokol memiliki salah
satu atau beberapa dari hal berikut:
·
Melakukan
deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau mesin lainnya.
·
Melakukan
metode "jabat-tangan" (handshaking).
·
Negosiasi
berbagai macam karakteristik hubungan.
·
Bagaimana
mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
·
Bagaimana
format pesan yang digunakan.
·
Yang harus
dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
·
Mendeteksi rugi-rugi pada
hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya
·
Mengakhiri
suatu koneksi.
Pengertian
Flow Control
Dalam
komunikasi data, proses mengelola laju transmisi data antara dua node untuk mencegah
pengirim terlalu cepat kehabisan data dan penerima lambat dalam menerima data.
Ini adalah mekanisme untuk pengirim dan penerima untuk mengontrol kecepatan
transmisi, sehingga node penerima tidak kewalahan dengan data dari transmisi
node. Flow control harus dibedakan dari kontrol
kongesti, yang fungsinya digunakan
untuk mengendalikan aliran data ketika kemacetan telah benar-benar terjadi.
Flow control
ini penting karena jika komputer
pengirim mengirimkan informasi pada tingkat yang lebih cepat dari
komputer tujuan untuk menerima dan memproses mereka. Hal ini dapat terjadi jika
komputer penerima memiliki beban lalu lintas berat dibandingkan dengan komputer
pengirim, atau jika komputer penerima memiliki lebih sedikit daya pemrosesan
dari komputer pengirim.
LETAK FLOW
CONTROL DIMANA
Flow Control terdapat di bagian
layer transport(lapisan ke-3) dan layer data link ( lapisan ke-2 ) baik itu di
model OSI maupun di model TCP/IP.
LAYER
TRANSPORT
Layanan transport di
implementasikan oleh protokol transport yang dipakai antara dua buah entity,
protokol ini menyerupai protokol pada
data link dalam hal kontrol error,
pengurutan, dan mengontrol aliran data(flow control).
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali
pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat
sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan
ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
LAYER DATA
LINK
Merupakan
layer kedua pada model referensi OSI
layer. Pada layer ini data diterima dari network layer berupa Paket yang
kemudian diencapsulasi menjadi Frame, dengan memberikan layer-2 header. Dan
kemudian dikirim ke phisycal layer untuk diteruskan ke penerima.
Pada penerima, layer ini mengubah Byte menjadi Frame, frame header akan dilepas (dekapsulasi), kemudian dikirim ke network layer menjadi Paket.
Pada penerima, layer ini mengubah Byte menjadi Frame, frame header akan dilepas (dekapsulasi), kemudian dikirim ke network layer menjadi Paket.
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.
Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat
keras (seperti halnya Media
Access Control Address (MAC Address)),
dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub,bridge, repeater, dan switch
layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini
menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
PERBEDAAN
LAYER TRANSPORT dengan LAYER DATA LINK
Perbedaan
protokol transport dengan protokol data
link ada pada:
- Lingkungan tempat protokol-protokol itu beroperasi. Pada data link dua buah router berkomunikasi secara langsung melalui saluran fisik dan tidak perlu dilakukan pengalamatan untuk menetukan router yang diajak berkomunikasi, sedangkan pada pada transport layer saluran fisik tersebut digantikan oleh subnet dan diperlukan pengalamatan untuk menetukan dengan router yang diajak berkomunikasi.
- b. Pengalokasian buffer. Pada data link buffer dialokasikan tetap di setiap saluran sehingga frame baru akan selalu mendapatkan buffer yang bisa digunakan. Pada transport layer tidak menarik jika dilakukan hal yang sama dengan data link, karena pada transport layer terjadi koneksi dengan jumlah yang besar.
TEKNIK FLOW
CONTROL
Stop And Wait Flow Control
Protokol ini memiliki
karakteristik dimana sebuah pengirim mengirimkan
sebuah frame dan kemudian menunggu acknowledgment sebelum memprosesnya lebih lanjut.
Mekanisme stop and wait dapat dijelaskan dengan
menggunakan gambar di bawah, dimana
DLC mengizinkan sebuah message untuk ditransmisikan (event 1), pengujian terhadap terjadinya error dilakukan dengan
teknik seperti VCR (Vertical
Redundancy Check) atau LRC (Longitudinal
Redundancy Check) terjadi pada (event
2) dan pada saat yang tepat sebuah ACK atau NAK dikirimkan kembali untuk ke
stasiun pengirim (event 3). Tidak
ada messages lain yang dapat ditransmisikan selama stasiun penerima mengirimkan
kembali sebuah jawaban. Jadi istilah stop and
wait diperoleh dari proses
pengiriman message oleh stasiun pengirim, menghentikan transmisi berikutnya,
dan menunggu jawaban.
Pendekatan stop and wait adalah sesuai untuk susunan
transmisi half duplex, karena dia menyediakan untuk transmisi data
dalam dua arah, tetapi hanya dalam satu arah setiap saat. Kekurangan yang terbesar adalah disaat jalur tidak jalan sebagai
akibat dari stasiun yang dalam keadaan menunggu, sehingga kebanyakan DLC stop and wait sekarang menyediakan
lebih dari satu terminal yang on line. Terminal-terminal tetap beroperasi dalam
susunan yang sederhana. Stasiun pertama atau host sebagai penanggung jawab
untuk peletakkan message diantara terminal-terminal (biasanya melalui sebuah
terminal pengontrol yang berada di depannya) dan akses pengontrolan untuk
hubungan di bawah dan menjadi masalah yang serius ketika ACK atau NAK hilang
dalam jaringan atau dalam jalur. Jika ACK pada
event 3 hilang, setelah habis batas waktunya stasiun master mengirim ulang message yang sama untuk
kedua kalinya. Transmisi yang berkelebihan mungkin terjadi dan menciptakan
sebuah duplikasi record pada tempat kedua dari file data pengguna. Akibatnya,
DLC harus mengadakan suatu cara untuk mengidentifikasi dan mengurutkan message
yang dikirimkan dengan berdasarkan pada ACK atau NAK sehingga harus dimiliki
suatu metode (dijelaskan di bagian bawah
)untuk mengecek duplikat message.
Pada gambar di bawah
ditunjukkan bagaimana urutan pendeteksian duplikasi message bekerja, pada (event 1) stasiun pengirim mengirimkan
sebuah message dengan urutan 0 pada headernya. Stasiun penerima menjawab dengan
sebuah ACK dan sebuah nomor urutan 0 (event
2). Pengirim menerima ACK, memeriksa nomor urutan 0 di headernya, mengubah
nomor urutan menjadi 1 dan mengirimkan message berikutnya (event 3).
Stasiun penerima mendapatkan
message dengan ACK 1 di (event 4). Akan
tetapi message ini diterima dalam keadaan rusak atau hilang pada jalan. Stasiun
pengirim mengenali bahwa message di event 3 tidak dikenali. Setelah batas
waktu terlampau (timeout) stasiun
pengirim mengirim ulang message ini (event
5). Stasiun penerima mencari sebuah message dengan nomor urutan 0. Dia
membuang message, sejak itu dia adalah sebuah duplikat dari message yang
dikirim pada event 3. Untuk
melengkapi pertanggungjawaban, stasiun penerima mengirim ulang ACK 1 (event 6).
FRAGMENTASI
Proses Stop and Wait yang mengirim satu-persatu
data atau fragment akan berjalan dengan baik apabila data yang dikirimkan
adalah data yang kecil yang tidak terlalu memakan bandwitch pada proses
pengiriman, namun apabila framenya besar bagaimana solusi yang dilakukan Stop
and Wait untuk mengatasi hal tersebut. Hal tersebut dikenal dengan istilah FRAGMENTASI.
Kegunaan FRAGMENTASI antara
lain :
·
Mengatasi
Terbatasnya ukuran buffer
·
Error
bisa dideteksi lebih dini (ketika seluruh frame diterima)
o
Ketika
ada error, perlu mentransmisikan kembali frame-frame kecil
·
Mencegah
satu stasiun menggunakan media untuk jangka waktu yang lama
Efek
delay propagasi dan kecepatan transmisi
Kita akan menentukan efisiensi maksimum dari sebuah jalur point-to-point menggunakan skema stop and wait. Total waktu yang
diperlukan untuk mengirim data(Td
)adalah :
Td = TI + nTF
dimana
TI
|
= waktu untuk menginisiasi
urutan
|
TI
|
= tprop + tpoll + tproc
|
TF
|
= waktu untuk mengirim satu frame
|
TF
|
= tprop + tframe + tproc + tprop + tack + tproc
|
tproc
|
= waktu
proses
|
tprop = waktu propagasi
tframe = waktu pengiriman
tack = waktu balasan
Untuk menyederhanakan persamaan di atas, kita dapat mengabaikan Termination ( membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-receiver)).
Misalnya, untuk sepanjang urutan frame,
TI relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Kita asumsikan bahwa waktu proses antara
pengiriman dan penerimaan diabaikan dan waktu balasan frame(tack) adalah sangat kecil, sehingga kita dapat mengekspresikan
Td sebagai berikut:
Td = n(2tprop + tframe)
Dari keseluruhan waktu yang
diperlukan hanya n x t frame yang dihabiskan selama pengiriman data sehingga
utilization (U) atau efisiensi jalur diperoleh.
o Sliding-Window Flow Control
Masalah utama yang ada selama ini bahwa hanya satu frame yang dapat
dikirimkan pada saat yang sama. Dalam keadaan antrian bit yang akan dikirimkan
lebih besar dari panjang frame (a>1) maka diperlukan suatu efisiensi. Untuk
memperbesar efisiensi yang dapat dilakukan dengan memperbolehkan transmisi
lebih dari satu frame pada saat yang sama. Bila suatu station A dan B dihubungkan
dengan jalur full-duplex, station
B mengalokasikan buffers dengan selebar n frame, yang berarti
stasiun B dapat menerima n frame, dan station
A diperbolehkan untuk mengirim frame sebanyak n tanpa menunggu
adanya jawaban(ACK). Untuk menjaga jejak
dimana frame yang dikirimkan sedang dijawab maka masing-masing
jawaban diberi label dengan nomor yang urut. Station B menjawab frame dengan mengirimkan jawaban yang
dilengkapi nomor urut dari frame berikutnya yang diinginkan. Jawaban ini juga
memiliki maksud untuk memberitahukan bahwa station
B siap untuk menerima n frame berikutnya, dimulai dengan nomor urut
yang telah tercantum. Skema ini juga dapat dipergunakan untuk menjawab lebih
dari satu frame. Misalnya station
B dapat jawaban sampai frame ke 4 tiba, dengan kembali jawaban
dengan nomor urut 5, station B menjawab frame 2, 3, dan 4
pada satu saat. Station A memelihara daftar nomor urutan yang boleh
dikirim, sedangkan station
B memelihara daftar nomor urutan yang siap akan diterima.
Masing-masing daftar tersebut dapat dianggap sebagai window dari frame,
sehingga prinsip kerjanya disebut dengan
pengontrol aliran sliding-window. Diperlukan untuk dibuat komentar
tambahan untuk masing-masing, karena nomor urut yang dipakai menempati daerah
didalam frame, komentar tambahan ini dibatasi oleh terbatasnya tempat yang
tersedia. Misalnya untuk daerah
dengan panjang 3 bit, maka nomor
urut jangkauannya antara 0 s/d 7 saja,
sehingga frame diberi nomor dengan modulo 7, jadi sesudah nomor urut 7
berikutnya adalah nomor 0. Pada umumnya untuk daerah dengan panjang k-bit, maka
jangkauan nomor urut dari 0 sampai dengan 2k-1, dan frame diberi nomor dengan
modulo 2k. Pada gambar dibawah
menggambarkan proses sliding-windows,
dengan diasumsikan nomor urut menggunakan 3 bit sehingga frame diberi nomor
urut 0 s/d 7, selanjutnya nomor yang sama dipakai kembali sebagai bagian urutan
frame. Gambar segiempat yang diberi bayangan (disebut window) menunjukkan transmitter dapat mengirimkan 7 frame,
dimulai dengan frame nomor 7. Setiap waktu frame dikirimkan maka window yang digambarkan sebagai kotak
dibayangi akan menyusut, setiap waktu jawaban diterima, window akan membesar. Ukuran panjang window sebenarnya tidak diperlukan sebanyak ukuran
maksimumnya untuk diisi sepanjang nomor urut. Sebagai contoh, nomor urut
menggunakan 3 bit, stasiun dapat membentuk window dengan
ukuran 4, menggunakan protokol pengatur aliran sliding-window. Sebagai contoh diasumsikan memiliki daerah
nomor urut 3 bit dan maksimum ukuran window adalah 7 frame. Dimulai dari station A dan B telah menandai window dan
station A mengirimkan 7 frame yang
dimulai dengan frame 0 (F0), sesudah mengirimkan 3 frame (F0, F1, dan F2) tanpa
jawaban maka station A telah
menyusutkan window-nya
menjadi 4 frame. Window menandai
bahwa station A dapat mengirimkan 4 frame,
dimulai dari frame nomor 3 selanjutnya stasiun
B mengirim receive-ready (RR) yang berarti semua frame telah
diterima sampai frame nomor 2 dan selanjutnya siap menerima frame nomor 3,
tetapi pada kenyataannya disiapkan menerima 7 frame, dimulai frame nomor 3. Station A terus mengirimkan frame
nomor 3, 4, 5, dan 7, kemudian station
B menjawab RR7 sebagai jawaban dari semua frame yang diterima dan
mengusulkan station A mengirim
7 frame, dimulai frame nomor 7.
Gambar.
7: Skema Aliran Sliding-Window
Receiver harus dapat menampung 7
frame melebihi satu jawaban yang telah dikirim, sebagian besar protokol juga
memperbolehkan suatu station untuk memutuskan aliran frame dari sisi (arah)
lain dengan cara mengirimkan pesan receive-not-ready
(RNR), yang dijawab frame terlebih dulu, tetapi melarang transfer
frame berikutnya. Bila dua stasiun saling bertukar data (dua arah) maka
masing-masing perlu mengatur dua window,
jadi satu untuk transmit dan satu untuk receive dan masing-masing sisi (arah)
saling mengirim jawaban.
Untuk memberikan dukungan agar efisien
seperti yang diinginkan, dipersiapkan piggybacking (celengan),
masing-masing frame data dilengkapi dengan daerah yang menangkap urutan nomor
dari frame, ditambah daerah yang menangkap urutan nomor yang dipakai sebagai
jawaban(ACK). Selanjutnya bila suatu station memiliki data yang akan dikirim dan jawaban(ACK) yang akan dikirimkan, maka
dikirimkan bersama-sama dalam satu frame, cara yang demikian dapat meningkatkan
kapasitas komunikasi. Jika suatu station memiliki
jawaban tetapi tidak memiliki data yang akan dikirim, maka station tersebut mengirimkan frame jawaban yang terpisah.
Jika suatu station memiliki data yang akan
dikirimkan tetapi tidak memiliki jawaban baru yang akan dikirim maka station
tersebut mengulangi dengan mengirimkan jawaban terakhir yang dikirim, hal ini
disebabkan frame data dilengkapi daerah untuk nomor jawaban, dengan suatu nilai
(angka) yang harus diletakkan kedalam daerah tersebut. Jika suatu station menerima jawaban yang sama
(duplikat) maka tinggal mengabaikan
jawaban tersebut. Sliding-window dikatakan lebih efisien karena jalur komunikasi disiapkan seperti pipa
saluran yang setiap saat dapat diisi beberapa frame yang sedang berjalan,
sedangkan pada stop and wait hanya
satu frame saja yang boleh mengalir dalam pipa saluran tersebut.
KESIMPULAN
Stop and Wait dan
Sliding Window merupakan 2 teknik flow control masing – masing teknik
tersebut dapat memberikan hasil yang memuaskan apabila digunakan pada kondisi
dan saat yang tepat. Namun bisa menjadi sebaliknya dan menjadi sangat
menjengkelkan apabila penggunaannya salah. Berdasarkan hal tersebut maka
berikut kekurangan dan kelebihan
masing-masing teknik
Kelebihan dan
Kekurangan stop and wait
Kelebihan
- Algoritma yang sederhana
- Digunakan pada tranfer data yang memiliki kapasitas kecil
Kekurangan
- Karena proses pengiriman yang satu-persatu maka menjadi tidak efisien untuk data berjumlah banyak
Kelebihan dan
Kekurangan Sliding Window
Kelebihan
- Mengatasi kekurangan utama pada stop and wait dengan dapat mentranfer data sekaligus lebih dari 1
- Receiver memiliki buffer N long
- Transmitter dapat mengirimkan N frames tanpa ACK
- Tiap frame terdapat nomor urut
- ACK termasuk nomor frame yang diharapkan selanjutnya
- Nomor Sequence diloncati tiap ukuran dalam field (k)
Kekurangan
- Algoritma yang lebih ribet dan kompleks
- Apabila data yang dikirim sedikit lebih disarankan menggunakan stop and wait karena lebih efisien
Sehingga dapat diketahui Apabila data yang dikirim sedikit lebih disarankan
menggunakan stop and wait sedangkan apabila data besar penggunaan sliding
window akan menjadi lebih efisien
Referensi
yuhuuu...bermanfaat sekali
ReplyDeletePapan penjepit pcb