Bersama
Tuhan Tiada Yang Mustahil
Kisah
ini bermula ketika akan bersiap – siap
untuk ujian SNMPTN. Disitu sebenarnya aku mengharapkan ujian ku akan
diperlancar apabila dekat dengan Tuhan.
Maka dari itu motivasi ku saat itu
bukan semata – mata aku mencintai Tuhan dan ingin mengenal lebih dalam terhadap
Tuhan tetapi lebih kepada ingin mendapatkan pertolongan daripadaNya. Memang
Tuhan maha baik walaupun motivasi ku seperti itu pada akhirnya Ia tetap
memberikan pertolongaNya kepadaku, aku pun berhasil diterima di salah satu
universitas terbaik di Indonesia yaitu UGM. Saat itu seperti mendapatkan Lotre
jutaan rupiah atau durian runtuh rasa sukacita yang kurasakan sungguh luar biasa
dan tidak terucapkan dengan kata-kata.
Lalu
berlanjut, Sewaktu aku menjalani masa
liburku yang seperti surga betapa tidak aku selalu mendapat pujian dari
teman – teman orang tuaku bahwa aku ini anak yang pintar atas keberhasilan ku
menembus UGM, jujur saja hal tersebut menyenangkan. pada saat itu sebenarnya
aku ingat bahwa semua itu karena anugrah
Tuhan semata tapi yang aku sesalkan seringkali aku tidak lantang untuk
mengungkapkan hal tersebut maksudnya disini aku masih malu – malu menyebut
Tuhan Yesus masih sering menyebut “yang diatas” dan menurutku itu salah padahal
memang atas kebaikanNya saja aku bisa diterima di UGM. Di penghujung liburan
kebosanan mulai menusuk, aku tidak lagi rutin dalam hal mengutamakan Tuhan, dan
yang terparah aku menjadi malas datang ke gereja. Hal tersebut terjadi karena
aku tidak merasa membutuhkan Tuhan saat itu karena pada saat itu aku berpikir
semuanya telah aku dapatkan
Setelah itu pada waktu aku masuk di UGM awal –
awal kujalani dengan riang gembira, aku aktif minta soal – soal kakak angkatan
mencari teman yang memiliki semangat belajar yang tinggi bertanya pada kakak
angkatan bagaimana trik untuk mencapai itu semua dan sering sekali berlatih dan
belajar di kos - kosan karena aku punya visi dan misi yang besar yaitu ingin
lulus dibawah 4 tahun dan mendapat gelar cum laude.
Sampai
pada suatu saat aku merasakan kejenuhan yang mendalam, seolah – olah waktu ini
begitu singkat karena hari demi hari kulakukan dengan membentuk patokan waktu.
Seperti biasa sebagai manusia biasa saat seperti itu barulah teringat akan
adanya hadirat Tuhan. Aku pun mohon berkat akan Tuhan untuk memimpin segala
sesuatu yang kulakukan. Aku beruntung sekali memiliki teman yang seiman di
sekitar ku, banyak sekali masalah yang mereka hadapi namun mereka tetap optimis
sedangkan hidup yang kualami selalu “naik – turun” tidak jelas arahnya.
Usahaku untuk keluar dari kehidupan yang
“mengekang” itulah titik dimana semua
hidupku berubah aku mau seperti teman – temanku terlebih lagi aku pingin sekali
seperti tokoh-tokoh alkitab yang dipakai Tuhan luar biasa, aku tidak mau lagi
melihat apa yang ada di dunia dan mengejar nafsu dunia saja, aku mau hidupku
sesuai dengan tujuan yang diberikan Tuhan. Setelah itu aku mendapatkan
pencerahan daripadaNya sekarang aku berkomitmen untuk selalu mengutamakan Tuhan
dan juga mau rutin untuk datang ke gereja dan membaca firman Tuhan selain itu
saya juga memiliki keinginan yang kuat ( walaupun belum kesampaian ) untuk ikut
dalam pelayanan sesuatu yang belum pernah saya dapatkan selama ini berhubung
sering dikalahkan oleh malas yang muncul dalam pikiran. Oleh karena itu saya
saat ini merasa telah memahami rasanya bertemu dengan Tuhan merasakan
sesungguhnya bagaimana rasanya haus akan hadirat Tuhan. Awal – awal memang
rintangan yang dialami adalah harus bertindak serba baik karena apabila tidak
baik maka akan dituntut oleh masyarakat maupun dari diri sendiri, tetapi
sesungguhnya tidak seperti itu hidup di jalan Tuhan sungguh memerdekakan. Aku tahu jalan hidupku masih panjang dan aku
belum merasakan kehidupan yang sebenarnya di luar sana tapi aku percaya dan
siap untuk menerima tantangan di dunia ini karena aku percaya bersama Tuhan
tiada yang mustahil.
No comments:
Post a Comment